Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Siapa yang Sebenarnya Bisa Ditebus? Bagian 10 dari 11

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut

Saya harus berjuang tiap hari untuk mengingatkan diri saya bahwa saya berada di sini untuk makhluk yang menderita, tidak peduli apakah saya tahu itu ilusi atau bukan. (Ya. Terima kasih, Guru.) Saya menutup diri saya sendiri – saya tutup beberapa pintu, saya tutup beberapa pengetahuan, saya tutup beberapa pemahaman mendalam, agar saya bisa terus menjadi seperti manusia.

( Guru, Anda berada pada tingkat rohani yang begitu tinggi, di luar pemahaman kami. Tentu sangat sulit bagi Guru untuk tinggal dan bekerja di alam fisik ini. Apa rasanya kini bagi Guru untuk tinggal di sini di alam fisik ini? Bagaimana cara Guru bisa tinggal? )

Seperti saya beritahu sebelumnya, saya juga berjuang, tetapi saya harus mengatasinya. Kalau tidak, saya tidak bisa bekerja. Tapi, terkadang sulit juga bagi saya untuk bekerja. Misalnya tangan saya menggenggam sesuatu, sudah saya bilang, itu terus terjatuh, (Ya.) seolah-olah energi saya berbeda dari tangan saya. (Wah.) Tetapi, saya harus tutup beberapa pintu supaya dapat terus tinggal di sini. Saya harus berkonsentrasi pada manusia, pada penderitaan hewan, pada semua yang menyakitkan dan menyedihkan bagi para makhluk di sini, untuk menautkan diri saya dengan mereka dan tidak lupa untuk menolong mereka.(Ya, Guru.) Jika berkonsentrasi pada sisi lain, misalnya, semua ini adalah ilusi, sebagaimana saya tahu begitu jelas, seperti Anda melihat ke cermin mengetahui bahwa itu wajah Anda. Itu bukanlah wajah Anda. (Ya, Guru.) Sama seperti Anda bercermin, itu tampak seperti Anda. (Ya.) Tetapi, Anda tahu itu hanyalah suatu pantulan, cerminnya. (Ya.) Begitu Anda berjalan pergi, tidak ada apa-apa lagi di cermin itu. Seperti itulah situasi orang yang tercerahkan, bahwa Anda tahu semua itu ilusi, tetapi Anda harus tetap tinggal untuk menolong sebab itulah tujuan Anda berada di sini. Itu sebabnya Anda turun. (Ya. Terima kasih, Guru.) Saya harus berjuang tiap hari untuk mengingatkan diri saya bahwa saya berada di sini untuk makhluk yang menderita, tidak peduli apakah saya tahu itu ilusi atau bukan. (Ya. Terima kasih, Guru.) Saya menutup diri saya sendiri – saya tutup beberapa pintu, saya tutup beberapa pengetahuan, saya tutup beberapa pemahaman mendalam, agar saya bisa terus menjadi seperti manusia. (Terima kasih, Guru.) Terima kasih kembali.

( Itu pertanyaan terakhir kami, Guru. ) Bagus, bagus. Karena Anda begitu diam, saya kira tidak akan ada lagi. Ada pertanyaan tambahan? Setelah saya menjawab Anda, adakah yang tidak jelas? Anda bisa tanyakan ekstra.

( Guru, ketika kami pergi ke luar dan berhubungan dengan orang lain, kami harus pulang dan mengisolasi diri kami sendiri, tetapi itu termasuk murid-murid lain juga, ya kan? ) Ya! Semua orang, bukan hanya Anda. (Ya.) Apakah Anda kira saya beritahu semua itu hanya untuk staf dalam? ( Karena beberapa murid berpikir bahwa tidak apa-apa untuk bertemu murid yang lain. )

Saya tidak tahu bagaimana mereka bertindak di luar, tapi saya telah katakan dengan jelas: tidak ada meditasi kelompok. (Benar, ya.) Itu artinya tidak menemui murid lain. (Ya, Guru.) Tetapi, kalau mereka ingin hidup sebagaimana keinginan mereka, saya tidak punya otoritas untuk melarang siapa pun melakukan apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka. (Ya, Guru.) Saya hanya membimbing mereka. Tapi, juga sangat sulit bagi mereka untuk tidak bertemu siapa pun. (Ya, Guru.) Itu adalah sifat dasar manusia. Mereka suka berkelompok. Mereka suka menemui yang lain, dan mereka suka mengobrol dan sebagainya. Saya hanya bisa gelengkan kepala dan berpikir, "Mengapa mereka menginginkan semua itu? Mengapa mereka harus mengobrol dengan orang lain tanpa guna, dan mengobrol omong kosong dan bukan hal yang sungguh penting?" Atau, "Mengapa mereka butuh ditemani orang lain?" Atau, "Lebih banyak, lebih meriah." Saya tidak mengerti semua itu, tapi okelah. Itu kehidupan mereka. Mereka tidak bisa begitu saja menutup diri dari masyarakat, seperti yang ingin saya lakukan. Sebab itulah kebiasaan mereka. Mereka suka berkawan; mereka suka berteman. Mereka merasa sepi jika sendirian. (Ya, Guru.)

Jadi, saya berulang kali beritahu Anda dengan semua konferensi ini, agar mereka lebih waspada. Dan mengurangi kontak, lebih baik. (Ya, Guru.) Tapi, saya tak bisa melarang orang. (Ya, Guru. Mengerti.) Khususnya di beberapa negara di mana mereka menyatakan sudah aman. Seperti, misalnya, Âu Lạc (Vietnam), beberapa minggu atau bulan yang lalu mereka menyatakan tidak ada lagi infeksi COVID-19. Saya tak yakin bagaimana sekarang, tetapi kadang-kadang pandemi itu kembali. Gelombang kedua atau ketiga sudah terjadi di beberapa negara. Jadi, Anda tidak pernah bisa cukup berhati-hati. (Ya, Guru.) Itu sebabnya saya memboroskan semua waktu retret saya, melakukan semua konferensi ini, berharap kalian memperhatikan, atau setidaknya amat, sangat berhati-hati, melindungi diri sendiri. Dan selebihnya, terserah kalian. Saya bukan pemerintah atau presiden. Saya tidak bisa membuat peraturan untuk melarang orang. (Ya, Guru.) Dan murid-murid ini, mungkin mereka percaya bahwa murid yang lain tidak sakit. Mereka rindu satu sama lain, jadi mereka harus saling bertemu, jadi mereka mengambil risiko. (Ya, Guru.) Apa yang bisa saya perbuat? Apa yang Anda ingin saya lakukan? Mengunci rumah mereka? Membuang kuncinya ke laut?

Orang-orang tidak tahu seperti apa rasanya menyendiri. Mereka tidak mengerti betapa menyenangkannya itu. Kebanyakan orang tidak mengerti. Itu sebabnya mereka menikah. Meskipun sengsara, mereka tetap bersama. Dan itulah sebabnya mereka punya anak; meskipun bekerja keras begitu mengerikan, mereka suka. Mereka suka berkumpul dalam satu kelompok, setidaknya dua orang, suami dan istri, atau sepasang kekasih. Begitulah manusia, mereka suka itu. Mungkin karena ingatan akan Surga. Di Surga, orang tidak terpisah satu sama lain. (Paham.) Meskipun mereka tidak bersama satu sama lain, mereka selalu tahu satu sama lain. Mereka selalu merasa dekat karena suatu alasan. Dan jika mereka ingin berkunjung, hanya dengan berpikir, mereka sudah ada di sana. Dan di Surga, mereka tidak ada, maaf, aktivitas seksual untuk memiliki anak melalui kontak jasmani manusia. Jadi, mereka mengadopsi. Biasanya, mereka akan mengadopsi dari tingkat yang lebih rendah. Mereka bawa naik ke tingkat yang lebih tinggi. (Ya, Guru.) Jadi, mereka akan berkonsentrasi dan mengirimkan seberkas energi kebajikan yang mengangkat kepada orang yang mereka pilih. Jika orang itu juga ingin "mengadopsi" mereka. Orang itu harus melalui suatu sistem pembersihan lebih dulu, lalu dengan berkas cahaya mereka, naik ke atas. Kemudian, mereka akan mencoba mengelilingi orang itu untuk waktu yang lama, untuk memberikan lebih banyak energi yang lebih tinggi. Seperti halnya di sini, kita memiliki transfusi darah. (Ya, Guru.) Atau mungkin donasi organ tubuh. Di atas sana,mereka memberi energi. Lalu mereka akan mengadopsi orang itu menjadi keluarga mereka. (Wah.)

Sang Buddha dan Para Suci lainnya di masa lampau, ketika Buddha masih hidup, Dia ceritakan banyak kisah tentang itu. Bahwa jika mereka penuh kebajikan, bermoral tinggi atau berbudi luhur, maka mereka terlahir di Surga yang tinggi untuk membuat populasi surga bertambah. Itulah yang Mereka katakan. Itu mirip dengan sistem adopsi ini. Kalau Anda tidak bisa naik ke sana sendiri, dan jika ada yang mengadopsi Anda, maka Anda juga bisa naik.

Sama juga di sini. Jika Anda tidak bisa melamar untuk pergi ke Amerika, tetapi Anda dalam usia adopsi, dan ada orang di Amerika mengadopsi Anda, maka Anda bisa pergi ke sana dan hidup seperti orang Amerika. (Ya, Guru.) Misalnya, seperti itu. Anda tahu, ya kan? (Q(f): Ya, Guru.) Dan kalau Anda ingin menjadi orang Amerika dan menang undian kartu hijau, maka Anda juga bisa pergi. Atau jika Anda sesuai untuk suatu pekerjaan yang banyak dibutuhkan, maka Anda juga bisa melamar. Dan jika Anda tidak punya catatan kriminal, atau segalanya bagus, Anda tidak punya utang, tidak ada masalah sama sekali, maka Anda juga bisa melamar dan menjadi warga negara Amerika atau mungkin warga negara Eropa, misalnya, di mana saja. (Ya, Guru.) Atau Anda membayar banyak uang atau membuat bisnis di suatu negara atau Anda membeli rumah besar, properti besar, maka Anda juga bisa tinggal di sana, perlahan-lahan menjadi warga negara. Sama, tetapi berbeda.

Baiklah. Anda puas dengan jawaban saya? (Ya, sangat puas, Guru. Terima kasih.) Adakah yang tidak jelas? (Semuanya jelas.) Semua jelas? (Ya, semua jelas.) (Ya, Guru.) Tidak ada pertanyaan lagi? (Tidak ada lagi, Guru.) Bagus. Maka, saya harus pergi sekarang untuk mengerjakan PR saya untuk Supreme Master TV. Saya kira itu akan memakan waktu sepanjang malam, tetapi saya juga harus bermeditasi. Ya, saya harus. Kalau tidak, semuanya akan jadi lebih kacau. Setidaknya, saya bisa terlepas dari masalah. (Ya, Guru.) Karena ada begitu banyak karma, bukan hanya [dari] para murid saja, tetapi [dari] seluruh dunia. (Ya, Guru.) Karena kita punya Supreme Master TV mengudara di mana-mana. (Ya.) Jadi, bagaimanapun, karma mereka akan dikurangi. Dan mungkin mereka akan terbangun dan dengan standar moral yang lebih tinggi, maka lebih mudah bagi saya untuk membantu mereka. (Ya, Guru.)

Baiklah. Tangan saya juga jadi kram, memegang telepon selama ini. (Ya ampun!) (Terima kasih, Guru.) Oke, sayang. Jadi, sudah dulu ya. (Terima kasih, Guru.) (Terima kasih atas waktu dan pengorbanan Anda.) Tidak masalah. Saya sukarela. Semoga Tuhan melindungi Anda. Semoga Anda merasakan kasih Tuhan. Semoga Anda merasakan berkah Surga sepanjang waktu, (Terima kasih, Guru.) khususnya di saat energi rendah ini. (Terima kasih, Guru.) Atau bila Anda merasa terganggu oleh energi kuat dunia yang tidak menyenangkan. (Terima kasih, Guru.) Semoga Anda berdoa kepada Tuhan dan semoga Anda merasakan berkah dan perlindungan. (Terima kasih, Guru.) Baiklah. Mungkin saya berbicara dengan Anda lain kali. (Oke. Terima kasih, Guru. Da-da, Guru.) (Kami mengasihi Anda.) Dicintai, diberkati, bahagia, sehat, dan segala yang baik bagi Anda. Ciao! (Terima kasih banyak.) Ciao. (Segalanya baik untuk Anda, Guru.) Ciao, ciao, ciao.

Keesokan harinya, pada tanggal 30 Juli 2020, Guru kami yang Paling Terkasih berbicara lagi dengan beberapa anggota tim Supreme Master Television melalui panggilan telepon lanjutan. … Begini, juga kadang-kadang karena pekerjaan, kita punya masalah atau sedikit perbedaan cara melakukannya. Karena pekerjaan. (Ya.) Tetapi, ini bukanlah hal pribadi. (Ya, Guru.) Saya sangat hargai Anda semua. Pria, wanita, dan tua maupun muda, sebab cukup banyak yang datang, dan mereka tidak tahan. (Ya, Guru.) Yah, terkadang karena terlalu banyak kerja, dan tekanan dunia kepada saya... (Ya.) Bayangkanlah, seperti Anda menyelam di laut. (Ya.) Jika jauh di dasar laut, meskipun dengan oksigen, tetapi Anda merasa sangat tertekan karena kekuatan yang sangat besar dari air di sekeliling Anda. (Ya, Guru.) Bayangkan itu. Itulah yang dirasakan Guru Anda. Sering kali. Dan saya harus benar-benar kuat agar tidak tergencet.

Bila Anda tanya makhluk Surgawi, jika kebetulan bertemu mereka, dan tanya mereka apakah mereka ingin datang ke sini beberapa hari saja, untuk bersenang-senang, mereka akan menggelengkan kepala. (Ya.) Mereka tidak menyukainya. Mereka memandang dunia kita seperti tangki septik. (Ya.) Dan apa-apa yang kita makan di sini, betapa pun lezatnya, dan kita pikir itu luar biasa dan sebagainya, bagi mereka itu seperti sampah. Mereka kira kita makan sampah. Dan mengapa kita makan ini, kita makan itu? Jadi, bagaimanapun, mereka sama sekali tidak suka dunia kita. (Ya. Ya, Guru.) Sama juga dengan beberapa Guru. Mereka harus benar-benar melupakan Surga untuk bisa tinggal di Bumi ini. Mereka benar-benar harus melupakan status Mereka untuk bisa menjadi manusia. Jadi, banyak tekanan. (Ya, Guru. Mengerti, Guru.)

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (10/11)
1
2020-08-26
42525 Tampilan
2
2020-08-27
16500 Tampilan
3
2020-08-28
14450 Tampilan
4
2020-08-29
14700 Tampilan
5
2020-08-30
13762 Tampilan
6
2020-08-31
19387 Tampilan
7
2020-09-01
11974 Tampilan
8
2020-09-02
12523 Tampilan
9
2020-09-03
14475 Tampilan
10
2020-09-04
11449 Tampilan
11
2020-09-05
11271 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android